Cerita Remaja

Ada suatu berita menarik yang beberapa waktu saya dapatkan di internet. Cerita itu menceritakan tentang seorang lelaki dan seorang wanita yang pacaran lalu di sambar petir. Mau tahu beritanya kayak bagaimana? Ok, langsung saja ya saya kutip beritanya;

“Dua sejoli tewas akibat tersambar petir ketika sedang berpacaran di kawasan objek wisata Curug Ceheng di Desa Gandapata, kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (10/12) petang.

            Korban adalah Darsono, 23 tahun dan pasangannya Hartini, 23 tahun, keduanya sama-sama warga jalan kartaja, RT 3/3 kelurahan Purwokerto Timur. Dari keterangan Kasman, saksi yang melihat kejadian tersebut, sekitar pukul 15.00 WIB, kedua pasangan berada di Kompleks Curug Ceheng rumah Joglo Aglonema, mereka berteduh karena turun hujan disertai angin, selain mereka ada dua sejoli lain.

            Darsono dan Hartini duduk di pojok kiri rumah pojok joglo, pasangan lain di pojok sebelah kanan timur.tiba-tiba ada petir disertai suara menggelegar. Cabang pohon albasia yang ada disamping joglo langsung tumbang tersambar petir.

            Setelah menghantam pohon albasia, petir menyambar salah satu penyangga joglo hingga patah. Darsono dan Hartini yang tak jauh dari tiang itu juga ikut tersambar. Hartini terlempar ke balik tembok. Sedangkan Darsono terkapar di lantai joglo.

            Dua saksi melihat peristiwa tersebut berteriak ketakutan. Kontan teriakan tersebut mengundang perhatian warga sekitar untuk datang kemudian langsung memberikan pertolongan. Mereka melihat Hartini yang tergeletak di rerumputan dalam kondisi sudah tewas. Sedangkan Darsono juga tewas dengan sekujur tubuhnya hangus terbakar. Hasil pemeriksaan dokter menyebutkan, Darsono mengalami luka bakar dari dada hingga punggung. Rambutnya terbakar. Telinga kanan hingga leher bagian kanan juga luka bakar. Baju yang dipakainya robek-robek. Luka bakar juga ditemukan di bagian pinggang , kedua kaki dan betis kanannya. Sementara korban Hartini mengalami luka bakar di bagian wajah dan kakinya. Kepala kepolisian sector Sumbang Ajun Komisaris Sugito yang ada di tempat kejadian perkara mengatakan, adanya dua orang tewas akibat tersambar petir di objek Curig Ceheng. “Dua korban tewas akibat tersambar petir ketika sedang berteduh di rumah joglo.’’

Masruri , 50 tahun, orang tua Darsono dan kerabatnya kemudian datang ke lokasi. Dari keterangan pihak keluarganya, Hartini adalah teman dekat Darsono. Anaknya masih bujangan. Dia menjalin hubungan dengan Hartini yang berstatus janda. Mereka adalah tetangga karena tinggal satu RT.

Tapi keluarganya tak ada yang tahu kapan mereka pergi dari rumah. Keduanya pergi ke Curug Ceheng naik motor Honda Revo B-6668-TTZ milik Darsono.’’ [6]

            Nah Sobat! Bagaimana ceritanya, menarik kan? Bukan hanya menarik, tapi ceritanya juga menyeramkan tapi romantis. Kalau dibandingkan dengan cerita Romeo dan Juliet, mungkin cerita dari Darsono dan Hartini ini lebih romantis. Kenapa tidak, Darsono dan Hartini pergi sama-sama, boncengan sama-sama, berteduh sama-sama, dingin sama-sama, di sambar sama-sama dan mati pun sama-sama. Romantis bukan?

Dalam pandangan manusia, mungkin cerita itu adalah cerita yang menarik. Bahkan, kalau cerita ini di filmkan, mungkin akan dapat penghargaan. Tapi dalam pandangan islam, Darsono dan Hartini ini meninggal dalam keadaan su’ul Khatimah, karena ia meninggal dalam keadaan maksiat pada Allah swt.

Cerita ini sebetulnya harus memberikan kita pelajaran mengenai tentang ajal serta pentingnya kita untuk memanfaatkan waktu untuk ibadah. Karena jangan sampai kita meninggal dalam keadaan maksiat. Jika kita meninggal dalam keadaan maksiat, naudzu billah minzalik….


Oleh karena itu, kalau hari ini kamu masih pacaran, putuskan pacar kamu. Kamu tak mau kan, meninggal dalam keadaan su’ul khatimah? Kalau memang mau, tunggu apalagi, putuskan dia sekarang. Ambil hp kamu, telpon dia lalu bilang padanya “sayang kita putus”. Setelah kamu putus sama dia, bertobatlah! Sekaranglah saatnya kamu gunakan waktu dengan sebaik-baik untuk ibadah.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Desa Wisata

Mendidik Anak